Penurunan Harga BBM Ditunggu dalam Paket Ekonomi III

Anggota Komisi XI DPR Muhammad Misbakhun mengapresiasi paket ekonomi step II yang mempercepat sistem investasi serta pemberian sarana perpajakan. Tetapi, Misbakhun menyampaikan, yang paling ditunggu sekarang ini yaitu usaha pemerintah untuk melakukan perbaikan daya beli orang-orang dengan turunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Terlebih, harga minyak dunia sekarang ini juga telah turun pada kisaran 40 Dollar Amerika Serikat per barel. " Tentu kebijakan penurunan harga BBM ini bakal sangatlah ditunggu oleh orang-orang dunia usaha, " kata Misbakhun di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/9/2015).

Misbakhun menilainya, belum diumumkannya penurunan harga BBM berbarengan dengan paket kebijakan ekonomi step II sekarang ini mungkin saja karena sebab pemerintah membutuhkan koordinasi lebih menyeluruh. Dia juga mengharapkan kebijakan penurunan harga BBM ini bisa diterbitkan pada paket ekonomi step III yang akan datang.

 " Dengan turunnya harga BBM diinginkan cost produksi bakal menyusut. Harga barang di tingkat customer terus dapat dijaga, " ucapnya.

Lepas dari penurunan harga BBM ini, Misbakhun menilainya paket ekonomi yang diumumkan Presiden Joko Widodo tempo hari bersubstansi sangatlah detil serta tunjukkan bahwa pemerintah mau mengintegrasikan kebijakan ekonomi secara detail, dari mulai integrasi kebijakan fiskal ataupun kebijakan moneter.

 " Maksud akhir yang mau diraih tentu yaitu bauran kebijakan itu memberi efek yang positif serta penting untuk bidang riil serta dunia usaha. Terkecuali kurangi desakan disebabkan turunnya nilai ganti rupiah atas USD, " ucap Anggota Fraksi Partai Golkar ini.

Logika kebijakan ini dapat, lanjut dia, sangatlah dapat dipahami. Karena, ada kebijakan untuk menarik devisa hasil ekspor (DHE) ke bank dalam negeri. Dalam kebijakan itu, pemerintah memberi insentif berbentuk pemangkasan pajak bunga deposito sampai ada pada posisi 0 % untuk eksportir yang menaruh DHE di bank nasional berbentuk deposito valas.

Jika disimpan berbentuk deposito kurun waktu sebulan, tarif pajak bunga di turunkan jadi 10 %, tiga bln. 7, 5 %, enam bln. 2, 5 %, serta diatas enam bln. bunganya 0 %. " Ini terang untuk kurangi desakan penurunan nilai ganti rupiah atas USD pada perkembangan ekonomi, " kata Misbakhun.

Dia menyatakan, gabungan insentif dari segi tarif pajak yang lebih rendah serta insentif bunga yang lebih rendah harusnya disambut oleh beberapa pelaku usaha. Terutama mereka yang sampai kini banyak lakukan ekspor, namun devisa hasil ekspornya tak disimpan di system perbankan Indonesia.

Dia juga menyerukan supaya kebijakan insentif bunga serta insentif pajak itu mesti dikoordinasikan dengan baik pada pemerintah dengan Bank Indonesia serta Otoritas Layanan Keuangan. " Hingga dapat selekasnya diimplementasikan, " tutur Sekretaris Panja Penerimaan Negara DPR RI ini.

0 Response to "Penurunan Harga BBM Ditunggu dalam Paket Ekonomi III"

Posting Komentar